Rabu, 22 Oktober 2014

Call of a Sufi - Puisi Jalaludin Rumi


Beberapa sajak terbaik Jalaludin Rumi

1

Ketika sedih, aku bersinar bagaikan bintang pagi.

Ketika patah hati, hakekatku justru tersingkap sendiri.

Ketika aku diam dan tenang seperti bumi,

tangisku bagaikan guntur yang menggigilkan surga di langit tertinggi.

2

Isi aku dengan anggur dari sunyi-Mu, biarkan anggur itu merendam pori-poriku, hingga Keindahan dari Yang Maha Agung akan terungkap bagiku. Inilah arti berkah bagiku!

3

Perkecillah dirimu, maka kau akan tumbuh lebih besar dari dunia.

Tiadakan dirimu, maka Jatidirimu akan terungkap tanpa kata-kata.

4

Di dalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Di dalam keindahan-Mu aku belajar menulis puisi. Kau senantiasa menari di dalam hatiku, meski tak seorang pun melihat-Mu, dan terkadang aku pun ikut menari bersama-Mu. Dan “ Penglihatan Agung” inilah yang menjadi inti dari seniku.

5

Jika kau dapat bertemu dengan Jatidirimu meski hanya sekali, maka rahasia dari segala rahasia akan terbuka bagimu. Wajah dari Yang Maha Tersembunyi, yang ada di luar alam semesta ini, akan nampak pada cermin persepsimu.

6

Aku tidak tahu siapa sebenarnya “Aku”. Tetapi, ketika aku berjalan ke dalam diriku sendiri, maka aku pun terkejut: ternyata “Aku” adalah suara milik-Mu, gema yang terpantul dari “Dinding-Keilahian”.
Read More...

Minggu, 19 Oktober 2014

Mozaik Serambi Muzdalifah


Blog Serambi Muzdalifah dicipta sebagai ejawantah atas apa yang dilihat, didengar. dirasa layaknya suara dari seluruh jamaah yang pernah singgah di kota Muzdalifah.

Muzdalifah adalah Bahasa Arab terambil dari asal kata dzalafa atau izdalafa artinya “mendekat atau bergabung”.

Banyak pendapat tentang sebab penamaan Muzdalifah. Antara lain Syekh Thahiri mengatakan, dikatakan Muzdalifah karena ada sebuah riwayat, bahwa Jibril AS pernah berkata kepada Nabi Ibrahim, “Hai Ibrahim Mendekatlah Engkau ke Masy’aril Haram!”, maka tempat Masy’aril Haram dinamakan dengan Muzdalifah.

Oleh karena itu, mayoritas ulama sepakat bahwa Muzdalifah dan Masy’aril Haram adalah sama, dan itu-itu juga (QS. Al-Baqarah: 198). Oleh Atiq bin Ghaits Al-Biladi menyebutkan bahwa Masy’aril Haram berada di Muzdalifah, yang dapat diketahui oleh setiap orang yang melaksanakan ibadah haji.

“Di sana terdapat sebuah masjid jami’, yang dipergunakan untuk menunaikan shalat Maghrib dan Isya secara jamak dan berjamaah, serta menunaikan shalat Fajar (Subuh) pada hari Nahar (Idul Adha) secara dini, kemudian orang-orang bertolak sejenak sebelum terbit matahari,” papar Atiq.

Pendapat lain mengatakan, bahwa dinamakan demikian karena di tempat ini para hujjaj (jamaah haji) jadi lebih dekat kepada Allah SWT disamping para calon haji itu sendiri harus saling mendekat (berdesak-desakan).

Ada pula pendapat lain, penamaan ini karena Muzdalifah dekat dengan Arafah yang berada di sebelah timur Muzdalifah. Dan ada yang mengatakan, dinamakan demikian karena di tempat itu Rasulullah SAW menjamak (menggabungkan) shalat Maghrib tiga rakaat dan shalat Isya empat rakaat dengan satu kali azan dan satu kali iqamat (Lihat: Sunan Abu Daud: 11/191 dan Sunan Nasai: V: 260) sehingga Muzdalifah juga disebut dengan Jam’u.

Secara geografis, Muzdalifah adalah sebuah lembah (wadi) yang berukuran sekitar 4 kilometer dan terletak pada posisi antara lembah wadi Muhassir sebelah barat dan wadi Al-Ma’jamin di sebelah timur. Juga berarti bahwa posisi Muzdalifah berada di antara jalur Arafah dan Mina, berjarak sekitar 3 kilometer/2 mil dari Kota Makkah. Sehingga Muzdalifah telah termasuk Tanah Haram dan menjadi sebuah kawasan yang dilewati oleh setiap jamaah haji, khususnya ketika mereka mulai melaksanakan ibadah wuquf dan melempar jumrah.

Muzdalifah menjadi tempat di mana jamaah haji menghabiskan waktu malam atau yang disebut dengan mabit (menginap), mulai tengah malam sampai masuk waktu Subuh. Karena ada riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menginap di Masy’aril Haram (Muzdalifah) sampai matahari hampir terbit, lalu beliau bertolak dengan tenang dan berjalan perlahan. (Lihat: Sunan Abu Daud: 11/193 dan Musnad Imam Zaid: 204). data tersebut seperti yang tertulis Ensiklopedi Haji dan Umrah REPUBLIKA.CO.ID

# Berharap blog ini bermanfaat untuk diri sendiri dan sahabat,
Read More...

Rabu, 15 Oktober 2014

Lowongan Kerja Desain Grafis

MUKADIMAH

Untuk selanjutnya Blog ini juga akan menginfokan Lowongan Kerja yang mungkin sedang anda butuhkan sesuai disiplin ilmu sahabat blogger. Untuk alamat perusahaan sengaja kami rahasiakan, bila sahabat blogger berminat bisa menghubungi alamat email lowongankerja99@hotmail.com


LOWONGAN DESAIN GRAFIS BULAN OKTOBER 2014

Untuk sahabat Blogger yang memiliki keahlian sebagi Desain Grafis, ada kesempatan untuk bergabung di sebuah perusahaan percetakan yang berdomisili di Sidoarjo, dengan  kualifikasi sebagai berikut :

- Pria, Maximal 35 Tahun
- Menguasai Corel Draw, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, Freehand
- Bisa bekerja dalam Team maupun individu
- Teliti, Jujur, Kreatif
- Diutamakan yang berdomisili di Jawa Timur 

Sifat : Segera

Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi   via email : lowongankerja99@hotmail.com



Read More...

IBU


Sajak Karya: D. Zawawi Imron untuk Almarhumah Ibunda

kalau aku merantau lalu datang musim kemarau
sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantau
sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutikkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaanku
dan ibulah yang meletakkan aku di sini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samudera
sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu, ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angin sakal
Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal
ibulah itu bidadari yang berselendang bianglala
sesekali datang padaku
menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku.



Read More...